MENGATASI GANGGUAN KESEHATAN SI KECIL

GANGGUAN KESEHATAN


Aktivitas sekolah yang padat dan interaksi dengan lingkungan dan banyak orang di sekolah membuat si kecil rentan terhadap jenis penyakit. Gangguan kesehatan ini bila tidak ditangani dengan tepat bisa mengganggu proses penyerapan pelajaran anak-anak di sekolah. Berikut beberapa jenis penyakit yang perlu diwaspadai orangtua.

1. NYERI PERTUMBUHAN (GROWING PAINS)
Gejala:
  • Rasa nyeri atau seperti terbakar pada kaki, otot paha, betis, telapak kaki, atau sendi kaki.
  • Rasa nyeri biasanya muncul sore dan malam hari yang membuatnya terbangun.
  • Rasa nyeri datang dan pergi. Anak biasanya akan merasa lebih baik setelah dipijat di bagian yang terasa terasa nyeri.
  • Penyebabnya bukanlah proses pertumbuhan seorang anak, walaupun namanya growing pains. Aktivitas fisik yang berlebihan pada siang hari seperti berlari, memanjat, melompat, dan olahraga diduga merupakan penyebabnya.
  • Anak yang mengalami growing pains biasanya berusia sekitar 2-12 tahun, 25 hingga 40 persennya berkisar antara usia 3-5 tahun, serta antara 8-12 tahun.
Konsultasikan ke dokter anak jika:
  • Rasa nyeri menetap, tidak menghilang pada pagi hari.
  • Rasa nyeri mengganggu aktivitas anak sehari-hari. 
  • Rasa nyeri muncul berhubungan atau didahului sebuah trauma (anak jatuh).
  • Disertai tanda dan gejala lain seperti bengkak dan kemerahan di persendian, demam, pincang atau kelumpuhan, kemerahan di kulit daerah tungkai, hilang nafsu makan, lemas, dan rasa lelah. 

2. KARIES GIGI
Salah satu gangguan kesehatan gigi yang paling banyak diderita anak usia sekolah adalah karies gigi, yaitu penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian.
Gejala:
  • Karies ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam.
  • Gigi berlubang biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai syaraf dari gigi tersebut.
  • Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan yang sering dirasakan adalah rasa ngilu bila terkena rangsang panas, dingin, atau manis. Bila dibiarkan karies akan bertambah besar dan dapat mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Dalam waktu lama, infeksi bakteri dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat tarjadi abses.
Yang dapat dilakukan:
  • Bersihkan gigi secara benar dan teratur dengan pasta gigi ber-fluoride minimal dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
  • Hindari atau kurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula seperti permen, coklat, dan jus buah. Perbanyak konsumsi makanan dan minuman yang kaya kalsium dan fluor, yang merupakan faktor kariostatik sangat baik untuk meningkatkan daya tahan gigi terhadap terjadinya karies atau lubang gigi. Contohnya susu, yogurt, apel, jeruk, wortel, sayuran hijau, dan ikan.
  • Kunjungi dokter gigi secara teratur setiap enam bulan sekali atau sesuai saran dokter untuk memeriksakan kesehatan gigi si kecil.

3. PENYAKIT MATA
Gangguan kesehatan mata pada anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama faktor genetik, biasanya kerusakan yang diturunkan adalah cylinder myopia (silindris), myopia (mata minus), dan hypermetropia (mata plus). Faktor lainnya berasal dari lingkungan, termasuk perkembangan teknologi. Mata yang dipakai bekerja terus-menerus, terutama pada anak kecil yang sedang dalam proses penyempurnaan perkembangan mata, dapat terganggu.
Gejala:
  • Ketidakmampuan melihat objek dari jauh, seperti membaca dari papan tulis.
  • Sering menyipitkan mata ketika melihat benda di hadapannya seolah-olah ingin memperjelas penglihatannya.
  • Kesulitan membaca.
  • Sering menggosok-gosok matanya ketika sedang menonton atau beraktivitas, walaupun saat melakukannya ia sedang tidak mengantuk. Kemungkinan karena matanya terasa gatal atau panas.
  • Membaca dalam jarak yang terlalu dekat dengan mata.
  • Mata sering berair tiba-tiba.
  • Sering menabrak sesuatu yang menghalangi langkahnya dan tidak berusaha untuk menghindar.
Yang dapat dilakukan:
  • Istirahatkan mata dengan cukup. Jangan biarkan si kecil membaca, menonton televisi, main games, atau bermain handphone terlalu lama.
  • Berikan konsumsi nutrisi yang tepat untuk kesehatan mata, seperti vit A, C, B2, E, dan DHA. Selain itu diperlukan pula tiga zat gizi yaitu lutein, zeaxanthin, dan astaxanthin, yang dapat melindungi sel mata akibat paparan sinar ultraviolet. Contoh makanan yang baik untuk mata diantaranya sayuran hijau, buah berwarna kuning, oranye, dan merah, susu, dan ikan.
4. SERUMEN TELINGA
Salah satu masalah telinga paling umum pada anak-anak sekolah disebabkan oleh adanya sumbatan kotoran telinga (serumen prop). Hasil survey cepat Profesi Perhati dan Departemen Mata FKUI di beberapa sekolah di enam kota di Indonesia, diketahui prevalensi serumen prop pada anak sekolah antara 30 hingga 50 persen. Sumbatan serumen prop seringkali diabaikan orangtua padahal hal ini dapat mengakibatkan gangguan pendengaran yang akan mengganggu proses penyerapan pelajaran. Bila tidak segera dibersihkan penumpukan serumen dapat mengakibatkan terjadinya infeksi.
Gejala:
  • Kemampuan pendengaran berkurang.
  • Telinga terasa penuh.
  • Otonomi (seperti mendengar suara sendiri/bergema)
Yang dapat dilakukan:
  • Bersihkan telinga anak secara teratur. Namun pastikan pembersihan telinga dilakukan dengan cara yang aman agar tidak menyebabkan luka, antara lain dengan menggunakan alat yang tumpul dan tidak masuk terlalu dalam kedalam telinga.
  • Untuk serumen yang menumpuk, pembersihan telinga dapat dilakukan oleh dokter THT.
5. TERBAKAR MATAHARI
Aktivitas anak-anak di luar ruang di siang hari membuat kulit mereka rentan terpapar radiasi ultraviolet dari panasnya sinar matahari. Terlalu sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan yang tepat beresiko terkena kanker kulit.
Gejala:
  • Kulit kemerahan yang menyakitkan. 
  • Kulit mengelupas disertai rasa gatal.
Yang dapat dilakukan:
  • Oleskan tabir surya yang mengandung minimal SPF 15 di seluruh wajah dan tubuh anak sebelum melakukan aktivitas. Pakailah tabir surya tersebut bahkan jika hari berawan.
  • Saat beraktivitas di tempat yang terpapar langsung matahari, pakaikan anak pakaian dari bahan katun yang ringan dan menutupi kaki serta tangan, topi bertepi lebar, dan kacamata hitam yang memberikan perlindungan terhadap UVA dan UVB.
  • Siapkan selalu air minum saat beraktivitas.
  • Dorong anak Anda untuk bermain dan beristirahat di tempat teduh ketika sinar matahari sedang sangat terik (pukul 10:00-16:00).
  • Waspadalah bahwa bermain dan menghabiskan waktu di air atau dekat air biasanya meningkatkan resiko terbakar sinar matahari oleh karena adanya refleksi air.

6. KURANG GIZI
Asupan gizi yang mencukupi pada anak akan membantu pertumbuhan anak secara optimal baik untuk pertumbuhan fisik maupun kecerdasannya. Kondisi kecukupan gizi seorang anak dapat dilihat mulai dari penampilan umum (berat badan dan tinggi badan), tanda-tanda fisik, motorik, fungsional, emosi, dan kognisi anak.
Dua di antara nutrisi penting yang mendukung aktivitas sekolah anak adalah zat besi dan zinc. Kebutuhan anak akan zat besi menjadi penting karena dapat membantu metabolisme energi, meningkatkan konsentrasi dan berperan dalam sistem kekebalan tubuh. Sedangkan, zinc sebagai mineral penting pada sel tubuh berfungsi untuk menstimulasi 100 enzim yang mendukung reaksi biokimia dalam tubuh, meningkatkan imunitas, dan membantu kemampuan indera perasa dan penciuman.
Gejala:
  • Kekurangan zat besi dapat mengalami anemia (kekurangan sel darah merah) yang berdampak pada sulit berkonsentrasi, mudah lelah, dan lesu.
  • Kekurangan zinc akan mengakibatkan anak menderita gangguan dalam pertumbuhan fisik.
Yang dapat dilakukan:
  • Berikan anak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, di antaranya terdapat pada daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, serta makanan yang difortifikasi (diberi tambahan vitamin dan mineral). Sedangkan zinc dapat diperoleh dengan mengonsumsi daging, keju, telur, unggas, sayuran hijau.  
       




















 

3 komentar:

Tes said...

kasian lah anak nya

Unknown said...

..info berguna gan :) bagus nih buat masa depan

Unknown said...

nice article..

Random Post