MENGAPA VIRUS EBOLA MEMBUNUH LEBIH CEPAT DIBANDINGKAN AIDS


Selama bertahun-tahun, virus HIV telah menjadi ancaman terbesar bagi keberadaan umat manusia. Para ilmuwan masih mencoba yang terbaik untuk menemukan obat utama untuk virus mematikan ini, namun bahkan sebelum mereka berhasil menemukan sesuatu yang berarti, suatu penyakit global baru yang populer dikenal sebagai Ebola telah merenggut banyak nyawa di beberapa bagian Afrika Barat. Virus ini ditemukan pada tahun 1976 dalam dua kasus yang sama di Sudan dan Republik Rakyat Kongo (RRK). Insiden di Kongo terjadi dekat dengan sungai Ebola yang terkenal, dari sinilah asal nama virus yang paling menular berasal yang penyebarannya lebih cepat dari kebakaran.

Menurut beberapa laporan kesehatan, Ebola memiliki kemampuan membunuh lebih banyak manusia dibanding HIV. Beberapa korban meninggal dunia hanya dalam waktu hitungan beberapa jam atau hari setelah terinfeksi oleh virus mematikan ini yang lebih dikenal sebagai Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) atau Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE dapat masuk kedalam tubuh melalui kontak darah, pertukaran cairan tubuh, menyentuh hewan yang terinfeksi seperti monyet atau babi, dan menyentuh mayat manusia tanpa menggunakan pakaian pelindung seperti masker, sarung tangan, atau kacamata.

Ketika demam Ebola masuk kedalam tubuh manusia, virus ini mulai menghancurkan sistem pembuluh darah dan dinding pembuluh darah. Ini menyebabkan sel darah tidak dapat membeku sehingga menyebabkan pendarahan dalam dan luar. Alasan utama mengapa virus mematikan ini membunuh lebih cepat dari pada virus HIV adalah karena pada kenyataannya virus ini menyerang dengan sangat cepat dan agresif. Selain itu, virus HIV memiliki masa tenggang sekitar tiga bulan sebelum munculnya tanda dan gejala. Namun di sisi lain, masa inkubasi virus Ebola bisa kurang dari dua hari. Ini berarti ketika dua orang terinfeksi oleh virus Ebola dan HIV secara bersamaan, pasien Ebola kemungkinan hasilnya akan positif dan mulai mengalami efeknya bahkan sebelum pasien HIV dinyatakan positif.

HIV dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan antiretroviral, tetapi disisi lain tidak ada pengobatan atau vaksin untuk virus Ebola. Hal ini menjadi lebih sulit untuk mencegah virus tersebut menggunakan metode ilmiah. Saat ini satu-satunya metode pencegahan yaitu dengan menghindari berdekatan dengan orang yang terinfeksi, namun ini tampaknya hampir tidak mungkin terjadi di negara-negara Afrika dimana keutuhan keluaga adalah salah satu aspek yang paling penting dari masyarakat.

Namun, beberapa peneliti kesehatan telah mencoba untuk mengevaluasi apakah demam berdarah mampu memusnahkan seluruh dunia lebih cepat dari HIV, tetapi kemungkinannya cukup rendah. HIV menyebar lebih cepat terutama karena hampir tidak mungkin mengatakan seseorang terjangkit virus HIV tanpa melakukan tes darah terlebih dahulu. Ini adalah salah satu faktor utama penyumbang tingginya angka infeksi di sebagian besar dunia, karena beberapa orang terlibat dalam hubungan seks tanpa menggunakan pelindung dan menganggap bahwa pasangan mereka sehat dan aman dari virus HIV. Masa tenggang selama tiga bulan cukup lama untuk penyebaran virus HIV sebelum terdeteksi, namun lain halnya dengan demam berdarah Ebola.

Karena gejala-gejala demam berdarah Ebola cukup mudah diketahui, hal ini membuat banyak orang lebih mudah untuk melindungi diri mereka lebih dini. Wabah terbaru di Guinea sejauh ini telah menewaskan lebih dari 60 jiwa dari 80 kasus yang dilaporkan. Sebuah cerminan nyata dari tingkat kematian di negara tersebut. Menurut UNICEF, kondisi di Guinea cukup sulit dikendalikan karena orang-orang yang terinfeksi virus ini diantaranya adalah beberapa staf medis.

Organisasi global juga telah memberi saran kepada rakyat Guinea untuk berhenti menghadiri pemakaman orang-orang yang mereka sayangi yang meninggal akibat wabah Ebola atau pun menyentuh jasadnya. Hal ini agak tidak biasa di sebagian besar wilayah Afrika dimana ikatan keluarga dijaga mulai dari lahir sampai mati. Keluarga, teman atau kerabat memiliki tanggung jawab untuk mendukung rekan-rekan mereka yang sakit sepanjang perjalanan mereka. Kehadiran mereka selalu dibutuhkan selama pemakaman dan kadang-kadang mereka menyentuh jenazah sambil berduka tanpa terkendali.  

   

         

0 komentar:

Random Post